Free Taiko Part 6, Eiji Yoshikawa

Aku pun sudah rindu sekali pada Ibu dan Kakak, tapi waktu aku meninggalkan rumah, aku bersumpah bahwa aku baru akan kembali setelah berhasil menjadi orang. Dalam keadaan seperti sekarang, aku tak bisa menghadap ayah tiriku.”
Sekali lagi Otowaka menatap pemuda di hadapannya. Jubah katun Hiyoshi yang semula berwarna putih kini tampak kotor karena debu, hujan, dan embun. Rambutnya yang tipis dan berminyak, tulang pipinya
yang terbakar matahari, melengkapi kesan kelelahan. la kelihatan seperti orang yang gagal mencapai cita-citanya.
“Bagaimana kau cari makan selama ini?”
“Aku menjual jarum.”
“Kau tidak bekerja untuk seseorang?”
“Aku sempat mengabdi di dua atau tiga tempat. Memang bukan rumah
tangga samurai kelas tinggi, tapi…”
“Seperti biasa, kau segera bosan sendiri, bukan? Berapa umurmu sekarang?”
“Tujuh belas.”
“Tak ada yang bisa dilakukan jika seseorang memang bodoh, tapi jangan terus-menerus bersikap tolol. Ada batasnya. Orang pandir memiliki kesabaran untuk diperlakukan seperti orang pandir, tapi itu tidak berlaku untukmu dan kesalahan-kesalahanmu. Bagaimana ibumu tidak bersedih dan ayah tirimu tidak malu? Monyet! Apa yang akan kaulakukan sekarang?”
Meski Otowaka menegur Hiyoshi karena kurang tekun, ia juga merasa kasihan pada anak ini. Otowaka dulu berteman dekat dengan Yaemon, dan ia sadar bahwa Chikuami memperlakukan anak-anak tirinya dengan kasar. Ia berdoa agar Hiyoshi suatu hari nanti berhasil menjadi orang, demi
almarhum ayahnya.
Pada saat itulah istri Otowaka kembali dari pasar, dan ia segera angkat bicara untuk membela Hiyoshi. “Dia anak Onaka, bukan anakmu! Jadi, kenapa kau memarahinya? Kau hanya buang-buang napas saja. Aku kasihan padanya.” Ia mengambil buah semangka yang sejak tadi didinginkan di dalam sumur, membelahnya, lalu menawarkannya pada Hiyoshi. More……………

Free Download Novel Ebook Musashi, Eiji Yoshikawa

Miyamoto Musashi atau biasa disebut Musashi saja, adalah seorang samurai dan ronin yang sangat terkenal di Jepang pada abad pertengahan. Ia diperkirakan lahir pada sekitar tahun 1584, dan meninggal tahun 1645. Nama aslinya adalah Shinmen Takezo. Kata Musashi merupakan lafal lain dari “Takezo”. Musashi memiliki nama lengkap Shinmen Musashi No Kami Fujiwara No Genshin.
Musuh pertama Musashi ditemuinya ketika ia baru berusia 13 tahun. Ia adalah Arima Kihei, samurai perguruan Shinto Ryu bidang seni militer yang terampil bermain pedang dan tombak. Musashi mengalahkannya dengan cara melemparnya ke tanah dan memukulnya dengan tongkat, sehingga musuhnya tersebut mati berlumuran darah.

Ketika ia berusia 16 tahun, Musashi mengalahkan lawan berikutnya, dan sejak itu ia kabur dari rumah dan terlibat dalam berbagai kontes pertarungan dan peperangan sampai ia berusia 50 tahun. Musashi mengembara keliling Jepang dan menjadi legenda. Berbagai musuh terkenal pernah dikalahkannya, antara lain samurai-samurai keluarga Yoshioka di Kyoto, jagoan ilmu tongkat kondang Muso Gonosuke di Edo, bangsawan Matsudaira di Izumo, dan Sasaki Kojiro di Bunzen.
Batu peringatan Musashi di Ichijoji, Kyoto.
Batu peringatan Musashi di Ichijoji, Kyoto.

Pertempuran lain adalah pertempuran melawan salah satu perguruan bela diri terkenal di Jepang pada masanya di Ichijoji. Musashi bertempur melawan sekitar 50 samurai, dan pertempuran tersebut dimenangkan oleh Miyamoto Musashi dengan teknik dua pedangnya. Hingga saat ini, bekas pertempuran Musashi di Ichijoji dijadikan monumen oleh masyarakat Jepang.

Salah satu peperangan terkenal yang sering dikatakan melibatkan Musashi adalah Pertempuran Sekigahara di tahun 1600, antara pasukan Tokugawa Ieyasu dan pasukan pendukung pemerintahan Toyotomi Hideyori, dimana ribuan orang tewas terbantai dalam peperangan itu sendiri dan pembantaian sesudahnya oleh tentara pemenang perang. Saat itu Musashi memihak pasukan Toyotomi Hideyori (anak dari Toyotomi Hideyoshi).